Menurut kamu tentang cerpen Nue

Rabu, 02 Desember 2009

Stasiun Terakhir

Kutulis surat ini ketika mataku tak mampu terpejam dalam lelap.
Kau pasti tahu, kenapa hati ini gelisah, gelisah karena selalu ingat kamu.
surat ini bukanlah yang pertama kutulis untukmu, mengingat sebelumnya aku selalu rajin menyuratimu.
Namun, entah kenapa kegelisahanku malam ini berbeda dari kegelisahanku yang lalu.
Kau tahu betapa selama ini aku selalu menunggu kehadiranmu, tak kuhiraukan berapa banyak kereta yang sudah melewatiku, aku terhanyut dalam cintamu, hingga akhirnya tak ada lagi kereta yang mau menampungku.
Disaat galau, gelisah, terpuruk karena pilihanku sendiri yang justru membuatku tersingkir, ada kereta lain yang ternyata bersedia untuk membawaku, menyadarkan aku betapa aku telah salah memilihmu.
Bukan aku menyesali telah mencintaimu, bukan pula aku menyalahkanmu atas janji-janji palsu yang justru membuatku merana karena terlalu mengharapkanmu.
Bagaimanapun, kau pernah singgah untuk mengetuk pintu hatiku.
Namun kini, maafkan aku...
Karena kareta terakhir yang membawaku menuju stasiun terakhir bukanlah untukmu.

Kutulis surat ini ketika hati ini lelah mencintaimu....
***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar